Skip to main content

Cara mengetahui diameter Pipa


1.     Menghitung Diameter pipa Bilga / Bilge pipe


Setelah kemarin kita membahas mengenai sistem ballast dan PMK, sekarang kita coba bahas mengenai cara mengetahui diameter pipa. Untuk mengetahui diameter pipa bilga dapat menggunakan rumusan berikut berdasarkan peraturan / Rule Germanischer Lloyd (GL), dalam rule tersebut, diameter pipa bilga di bedakan menjadi 2 jenis, yaitu pipa bilga utama dan pipa bilga cabang dimana diameter pipa bilga cabang lebih kecil dari diameter pipa bilga utama.
  
        a. Perhitungan diameter dalam pipa utama (dH)

      dH    = 1.68 x [(B+H)L + 25]1/2  ...... (reff GL. Chap.2, Sec. 11, page 11-30)

      dimana : B = Breadth  atau Lebar kapal
                     H = Depth / atau tinggi kapal
                      L = LPP / atau panjang kapal


         b. Perhitungan diameter pipa cabang (Dz)

        Dz = 2.15 x [(B+H)l + 25)]1/2 ...... (reff GL. Chap.2, Sec. 11, page 11-30

        Dimana : l = Panjang kompartemen kedap air

         c. Kapasitas pompa bilga

       Setelah diketahui diameter pipa bilga, maka dapat di ketahui kapasitas pompa bilga.

       Q = 5.75 x 10-3 x dH2 ...... (reff GL. Chap.2, Sec. 11, page 11-30

       Dimana dH = diameer pipa bilga utama


2.     Menghitung Diameter pipa Ballast

Untuk menghitung diameter pipa ballast,pertama kita harus mengetahui kapasitas pompa kita, untuk itu kita bisa menggunakan rumusan – rumusan berikut

Q = V / t

Dimana Q = kapasitas pompa
                V = Volume tangki ballast
                t = waktu yang direncanakan untuk mengisi/mengosongkan tangki.
Setelah didapatkan kapasitas (Q), maka dapat diketahui diameter pipa ballast dengan menggunakan rumus berikut.

Q = v x A

Dimana     Q = kapasitas
                = Kecepatan aliran
                A = Luas penampang pipa 
Dari rumus diatas, maka dapat di ketahui diameter pipa ballast dengan persamaan berikut
 

Dimana dH = diameter pipa ballast.

3.     Menghitung Diameter pipa Pemadam

Untuk mengetahui diameter pipa pemadam kebakaran, dapat di ketahui dari rumusan berikut.

Df = 0,8 x dH

Dimana Df = diameter pipa pemadam kebakaran  utama
            dH = diameter pipa bilga utama

Comments

  1. Mas Jauhar, Apa kabar? baru tahu ternyata bikin Blog..:-D

    ReplyDelete

Post a Comment

masukan sebagai dasar berkembangnya blog ini

Popular posts from this blog

Sistem Kontruksi Kapal

Sistem Kontruksi Kapal Sistem kerangka/konstruksi kapal (framing system) dibedakan dalam dua jenis utama; yaitu sistem kerangka melintang (transverse framing system) dan sistem membujur atau memanjang (longitudinal framing system). Dari kedua sistem utama ini maka dikenal pula system kombinasi (combination/mixed framing system). Suatu kapal dapat seluruhnya dibuat dengan sistem melintang, atau hanya bagian-bagian tertentu saja (misalnya kamar mesin dan/atau cerukceruk) yang dibuat dengan sistem melintang sedangkan bagian utamanya dengan sistem membujur atau kombinasi; atau seluruhnya dibuat dengan sistem membujur. Pemilihan jenis sistem untuk suatu kapal sangat ditentukan oleh ukuran kapal (dalam hal ini panjangnya sehubungan dengan kebutuhan akan kekuatan memanjang), jenis/fungsi kapal menjadikan dasar pertimbangan-pertimbangan lainnya.. Untuk mengenali apakah suatu kapal, atau bagian dari badan kapal dibuat dengan sistem melintang atau membujur dapat dilihat pada panelp...

Istilah NPS - DN dan Outside Diameter Pada Pipa

Sudah lama tidak posting, karena kesibukan dan kemalasan yang mendera. Baik kali ini akan coba kita bahas mengenai kode – kode pipa, saat kita akan mendesign atau membaca gambar pipa system, sering kali kita menjumpai kode NPS atau DN. Apa seeh maksudnya kode – kode ini dan apa kegunaannya akan coba kita bahas di sini. NPS (Nominal Pipe Size) & DN (Nominal Diameter) Dari standard ASME B16.5 Paragraf.1.9.2 ukuran NPS, diikuti oleh nomer tanpa dimensi (dimensionless) menunjukkan ukuran nominal flange atau sambungan (fitting) flange. NPS berhubungan dengan istilah nominal diameter (DN), yang digunakan sebagai satuan internasional (SI unit). Hubungannya seperti dibawah ini: NPS DN ½ 15 ¾ 20 1 25 1 ¼ 32 1 ½ 40 2 50 2 ½ 65 3 80 4 100 5 125 6 150 8 200 Untuk NPS ≥ 4, adalah kelipatan 25 Catatan...

Pengertian Dasar DWT, PAYLOAD dan GRT

Load Lines Load Line merupakan istilah formal yang diberikan untuk menandai bagian dari midship kapal pada kedua sisi dari kapal tersebut untuk menunjukkan batas sarat kapal ketika kapal bermuatan. Pembatasan sarat ini didapat dengan pengukuran dari dek kedap cuaca (normalnya dek freeboard) sampai pada tanda garis muat midship. Jarak ini disebut juga dengan “Freeboard” (lambung timbul) pada kapal. a. Design Draft Design Draft merupakan tinggi sarat air pada suatu kapal. Yaitu jarak dari dasar kapal sampai garis air muat (water line). b. Displacement Adalah jumlah volume air yang dipindahkan oleh berat suatu benda yang berada dalam air (tenggelam). Secara garis besa r, displacement adalah bobot mati dari sebuah kapal (berat konstruksi baja, outfitting dan machinery) ditambah dengan persediaan bahan bakar dan muatan dalam kapal (termasuk crew dan akomodasinya). c. Class Notation Dalam jangkauan klasifikasi, ciri-ciri lambung, mesin dan perlengkapan j...