Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2016

Cara Menghitung Baut Kopling

Apa kabar sobat Blogger semua... Sering kali kita melihat atau bahkan memasang sendiri kopling antara motor dengan pompa, atau bahkan mesin diesel dengan shaft propeller kapal. Kita hanya tinggal pasang begitu saja nurut apa kata shaft maker / engine maker tanpa berfikir lagi apakah baut pengikatnya ini sudah cukup kuat atau jumlah dan ukurannya apakah sudah tepat. Maka dari itu kali ini kita coba sedikit berikan contoh perhitungan bagaimana menentukan ukuran baut yang akan digunakan untuk mengikat flans kopling, silahkan di simak. 1.       Sebuah pompa yang digerakkan oleh motor listrik dengan perantara kopling flens, diikat dengan 4 buah baut. Daya motor listrik 15 kW yang bekerja pada putaran 1200 rpm dan diameter lingkaran jarak baut adalah 60 mm, Jika tegangan geser yang diperbolehkan bahan baut tidak boleh melebihi 50 N/ mm 2 , berapakah ukuran baut yang diperlukan? Jawab :         Daya, P = 15 kW = 15 000 W         Momen puntir yang ditimbulkan oleh kopling adala

Klasifikasi Minyak Pelumas / oli

A.     Klasifikasi Pelumas Berdasarkan Pelumas Itu Dibuat ·      Pelumas mineral (pelikan) yang berasal dari minyak bumi. Mineral yang terbaik digunakan untuk pelumas mesin-mesin diesel otomotif, kapal, dan industri. ·        Pelumas nabati, yaitu yang terbuat dari bahan lemak binatang atau tumbuh-tumbuhan. Sifat penting yang dipunyai pelumas nabati ini ialah bebas sulfur atau belerang, tetapi tidak tahan suhu tinggi, sehingga untuk mendapatkan sifat gabungan yang baik biasanya sering dicampur dengan bahan pelumas yang berasal dari bahan minyak mineral, biasa disebut juga compound oil . ·          Pelumas sintetik, yaitu pelumas yang bukan berasal dari nabati ataupun mineral. Minyak pelumas ini berasal dari suatu bahan yang dihasilkan dari pengolahan tersendiri. Pada umumnya pelumas sintetik mempunyai sifat-sifat khusus, seperti daya tahan terhadap suhu tinggi yang lebih baik daripada pelumas mineral atau nabati, daya tahan terhadap asam, dll B.      Klasifikasi P

Cara Menentukan Klasifikasi Diesel

dalam keseharian kita sering mengenal mesin diesel, apalagi mobil mobil sekarang sudah banyak yang menggunakan mesin diesel. jika kita melirik ke dunia perkapalan, maka hampir semua kapal menggunakan mesin diesel karena memang mesin diesel ini dinilai paling efisien. sekarang kita kembali ke judul, bagaimana cara menentukan klasifikasi suatu mesin diesel ini termasuk ke diesel putaran rendah / low speed, putaran menengah / medium speed ataukah high speed / putaran tinggi. Berikut ini adalah cara sederhana untuk menentukan klasifikasi diesel berdasarkan putarannya sebagai berikut : ◦        < 300 rpm                         : low speed ◦        300 s/d 1000 rpm              : medium speed ◦        > 1000 rpm                       : high speed Atau dengan cara : —   Speed factory    = piston speed x rpm/ 100.000   —   Piston speed      = 2 x stroke x rpm / 12 (ft/min)                                  Bila speed factor :