A.
Klasifikasi
Pelumas Berdasarkan Pelumas Itu Dibuat
· Pelumas mineral
(pelikan) yang berasal dari minyak bumi. Mineral yang terbaik digunakan untuk
pelumas mesin-mesin diesel otomotif, kapal, dan industri.
· Pelumas nabati,
yaitu yang terbuat dari bahan lemak binatang atau tumbuh-tumbuhan. Sifat
penting yang dipunyai pelumas nabati ini ialah bebas sulfur atau belerang,
tetapi tidak tahan suhu tinggi, sehingga untuk mendapatkan sifat gabungan yang
baik biasanya sering dicampur dengan bahan pelumas yang berasal dari bahan
minyak mineral, biasa disebut juga compound oil.
·
Pelumas sintetik,
yaitu pelumas yang bukan berasal dari nabati ataupun mineral. Minyak pelumas
ini berasal dari suatu bahan yang dihasilkan dari pengolahan tersendiri. Pada
umumnya pelumas sintetik mempunyai sifat-sifat khusus, seperti daya tahan
terhadap suhu tinggi yang lebih baik daripada pelumas mineral atau nabati, daya
tahan terhadap asam, dll
B.
Klasifikasi
Pelumas Berdasarkan Viskositasnya
Kekentalan minyak pelumas dinyatakan dalam nomor –
nomor SAE (Society of Automotive
Engineer). Semakin besar nilai SAE maka minyak pelumas tersebut lebih kental.
- Oli monograde, yaitu oli yang indeks kekentalannya dinyatakan hanya satu angka.
- Oli multigrade, yaitu oli yang indeks kekentalannya dinyatakan dalam lebih dari satu angka.
C. Karakteristik Minyak Pelumas
Viskositas
Viscosity atau kekentalan suatu minyak pelumas adalah
pengukuran dari mengalirnya bahan cair dari minyak pelumas, dihitung dalam
ukuran standard. Makin besar perlawanannya untuk mengalir, berarti makin tinggi
viscosity-nya, begitu juga sebaliknya.
·
Viskositas index
Tinggi rendahnya indeks ini
menunjukkan ketahanan kekentalan minyak pelumas terhadap perubahan suhu. Makin
tinggi angka indeks minyak pelumas, makin kecil perubahan viscosity-nya
pada penurunan atau kenaikan suhu. Nilai viscosity index ini dibagi
dalam 3 golongan, yaitu:
HVI (High Viscosity Index)
di atas 80.
MVI (Medium Viscosity Index)
40 – 80.
LVI (Low Viscosity Index)
di bawah 40
·
Flash Point
Flash point
atau titik nyala merupakan suhu terendah pada waktu minyak pelumas menyala
seketika. Pengukuran titik nyala ini menggunakan alat-alat yang standard,
tetapi metodenya berlainan tergantung dari produk yang diukur titik nyalanya.
·
Pour Point
Merupakan suhu terendah dimana suatu cairan mulai tidak
bisa mengalir dan kemudian menjadi beku. Pour point perlu diketahui
untuk minyak pelumas yang dalam pemakaiannya mencapai suhu yang dingin atau
bekerja pada lingkungan udara yang dingin.
·
Total Base Number
Menunjukkan tinggi rendahnya ketahanan minyak pelumas
terhadap pengaruh pengasaman, biasanya pada minyak pelumas baru (fresh oil).
Setelah minyak pelumas tersebut dipakai dalam jangka waktu tertentu, maka nilai
TBN ini akan menurun. Untuk mesin bensin atau diesel, penurunan TBN ini tidak
boleh sedemikian rupa hingga kurang dari 1, lebih baik diganti dengan minyak
pelumas baru, karena ketahanan dari minyak pelumas tersebut sudah tidak ada.
·
Carbon Residue
Merupakan jenis persentasi karbon yang mengendap apabila
oli diuapkan pada suatu tes khusus.
·
Density
Menyatakan berat jenis oli pelumas pada kondisi dan
temperatur tertentu.
·
Emulsification dan Demulsibility
Sifat pemisahan oli dengan air. Sifat ini perlu
diperhatikan terhadap oli yang kemungkinan bersentuhan dengan air.
Terima kasih atas info yang diberikan, semoga bisa bermanfaat bagi para pembacanya. Jangan lupa kunjungi website http://ppns.ac.id & https://blog.ppns.ac.id/tl/adzinhanif/ Terima kasih
ReplyDelete