Skip to main content

Cara Menentukan Klasifikasi Diesel


dalam keseharian kita sering mengenal mesin diesel, apalagi mobil mobil sekarang sudah banyak yang menggunakan mesin diesel.

jika kita melirik ke dunia perkapalan, maka hampir semua kapal menggunakan mesin diesel karena memang mesin diesel ini dinilai paling efisien.
sekarang kita kembali ke judul, bagaimana cara menentukan klasifikasi suatu mesin diesel ini termasuk ke diesel putaran rendah / low speed, putaran menengah / medium speed ataukah high speed / putaran tinggi. Berikut ini adalah cara sederhana untuk menentukan klasifikasi diesel berdasarkan putarannya sebagai berikut :
       < 300 rpm                         : low speed
       300 s/d 1000 rpm              : medium speed
       > 1000 rpm                       : high speed

Atau dengan cara :
  Speed factory    = piston speed x rpm/ 100.000  
  Piston speed      = 2 x stroke x rpm / 12 (ft/min)
                           
     Bila speed factor :
                                                   ≤ 3       ===> Low speed
                                                3 s/d 9    ===>  Medium speed
                                                9 s/d 27  ===>  High speed

                                            > 27     ===>  Super high speed 


jadi suatu misal ada diesel 4 stroke / 4 langkah dengan rpm 1500. maka ini termasuk high speed diesel engine. atau dengan cara yang satunya :

piston speed = 2 x 4 x 1500/12
                    = 1000 ft/min
speed factor = 1000 x 1500 / 100.000
                    = 15

dengan hasil speed factor 15, maka diesel ini masuk ke katagori high speed diesel (range 9 s/d 27).

demikianlah cara sederhana cara menentukan klasifikasi mesin diesel, semoga bermanfaat.

Comments

  1. Terima kasih atas info yang diberikan, semoga bisa bermanfaat bagi para pembacanya. Jangan lupa kunjungi website http://ppns.ac.id & https://blog.ppns.ac.id/tl/adzinhanif/ Terima kasih

    ReplyDelete

Post a Comment

masukan sebagai dasar berkembangnya blog ini

Popular posts from this blog

Sistem Kontruksi Kapal

Sistem Kontruksi Kapal Sistem kerangka/konstruksi kapal (framing system) dibedakan dalam dua jenis utama; yaitu sistem kerangka melintang (transverse framing system) dan sistem membujur atau memanjang (longitudinal framing system). Dari kedua sistem utama ini maka dikenal pula system kombinasi (combination/mixed framing system). Suatu kapal dapat seluruhnya dibuat dengan sistem melintang, atau hanya bagian-bagian tertentu saja (misalnya kamar mesin dan/atau cerukceruk) yang dibuat dengan sistem melintang sedangkan bagian utamanya dengan sistem membujur atau kombinasi; atau seluruhnya dibuat dengan sistem membujur. Pemilihan jenis sistem untuk suatu kapal sangat ditentukan oleh ukuran kapal (dalam hal ini panjangnya sehubungan dengan kebutuhan akan kekuatan memanjang), jenis/fungsi kapal menjadikan dasar pertimbangan-pertimbangan lainnya.. Untuk mengenali apakah suatu kapal, atau bagian dari badan kapal dibuat dengan sistem melintang atau membujur dapat dilihat pada panelp...

Istilah NPS - DN dan Outside Diameter Pada Pipa

Sudah lama tidak posting, karena kesibukan dan kemalasan yang mendera. Baik kali ini akan coba kita bahas mengenai kode – kode pipa, saat kita akan mendesign atau membaca gambar pipa system, sering kali kita menjumpai kode NPS atau DN. Apa seeh maksudnya kode – kode ini dan apa kegunaannya akan coba kita bahas di sini. NPS (Nominal Pipe Size) & DN (Nominal Diameter) Dari standard ASME B16.5 Paragraf.1.9.2 ukuran NPS, diikuti oleh nomer tanpa dimensi (dimensionless) menunjukkan ukuran nominal flange atau sambungan (fitting) flange. NPS berhubungan dengan istilah nominal diameter (DN), yang digunakan sebagai satuan internasional (SI unit). Hubungannya seperti dibawah ini: NPS DN ½ 15 ¾ 20 1 25 1 ¼ 32 1 ½ 40 2 50 2 ½ 65 3 80 4 100 5 125 6 150 8 200 Untuk NPS ≥ 4, adalah kelipatan 25 Catatan...

Pengertian Dasar DWT, PAYLOAD dan GRT

Load Lines Load Line merupakan istilah formal yang diberikan untuk menandai bagian dari midship kapal pada kedua sisi dari kapal tersebut untuk menunjukkan batas sarat kapal ketika kapal bermuatan. Pembatasan sarat ini didapat dengan pengukuran dari dek kedap cuaca (normalnya dek freeboard) sampai pada tanda garis muat midship. Jarak ini disebut juga dengan “Freeboard” (lambung timbul) pada kapal. a. Design Draft Design Draft merupakan tinggi sarat air pada suatu kapal. Yaitu jarak dari dasar kapal sampai garis air muat (water line). b. Displacement Adalah jumlah volume air yang dipindahkan oleh berat suatu benda yang berada dalam air (tenggelam). Secara garis besa r, displacement adalah bobot mati dari sebuah kapal (berat konstruksi baja, outfitting dan machinery) ditambah dengan persediaan bahan bakar dan muatan dalam kapal (termasuk crew dan akomodasinya). c. Class Notation Dalam jangkauan klasifikasi, ciri-ciri lambung, mesin dan perlengkapan j...