Skip to main content

Sistem Ballast & Pemadam Kebakaran

Apa kabar sobat Blogger semua...kali ini akan di bahas mengenai sistem Ballast dan PMK
....baik mari di mulai..


Sistem Ballast
              
             Sistem Ballas adalah salah satu system pelayanan dikapal yang mengangkut dan mengisi air ballast. Sistem pompa ballast ditujukan untuk menyesuaikan tingkat kemiringan dan draft kapal, sebagai akibat dari perubahan muatan kapal sehingga stabilitas kapal dapat dipertahankan. Pipa balas dipasang di tangki ceruk depan dan tangki ceruk belakang (after and fore peak tank), double bottom tank, deep tank dan tanki samping (side tank). Ballas yang ditempatkan di tangki ceruk depan dan belakang ini untuk melayani kondisi trim kapal yang dikehendaki.
               Tangki ballas diisi dan dikosongkan dengan saluran pipa yang sama, jika stop valve dipasang pada system ini. Jumlah berat ballast yang dibutuhkan untuk kapal rata-rata 10% sampai 20% dari displacement kapal. Keperluan system ballas dari kapal muatan kering (dry cargo ship) adalah sama dengan system pipa bilga. Sistem pipa ballas harus dapat / bisa memenuhi sarat untuk menyediakan pengisian air ballas dari dry cargo tank atau ruangan yang berdampingan. Hubungan antara saluran pipa bilga dan saluran pipa ballas harus dengan katup tolak balik (non return valve).

         Rules dan Rekomendasi
1)     Jalur Pipa Ballast
·         Sisi Pengisapan dari tanki air ballast diatur sedemikian rupa sehingga pada kondisi trim pun air ballas masih tetap dapat di pompa.
·         Kapal yang memiliki tanki double bottom yang sangat lebar juga dilengkapi dengan sisi isap pada sebelah luar dari tanki.  Dimana panjang dari tanki air ballast lebih dari 30 m, Kelas mungkin dapat meminta sisi isap tambahan untuk memenuhi bagian depan dari tanki.
2)     Pipa yang melalui tangki
Pipa air ballast tidak boleh lewat instalasi tanki air minum, tanki air baku, tanki  minyak bakar, dan tanki minyak pelumas.
3)     Sistim Perpipaan
·         Bilamana tanki air ballast  akan digunakan khususnya sebagai pengering palka, tanki tersebut juga dihubungkan ke sistim bilga.
·         Katup harus dapat dikendalikan dari atas geladak cuaca (freeboard deck)
·         Bilamana fore peak secara langsung berhubungan dengan suatu ruang yang dapat dilalui secara tetap ( mis. Ruang bow thruster) yang terpisah dari ruang kargo, katup ini dapat dipasang secara langsung pada collision bulkhead di bawah ruang ini tanpa peralatan tambahan untuk pengaturannya.
4)     Pompa Ballast
Jumlah dan kapasitas dari pompa harus memenuhi keperluan operasional dari kapal.

            Tangki Ballast
Tangki ballast berfungsi untuk menjaga kestabilan kapal baik saat berlayar maupun saat kapal melakukan bongkar muat. Pada saat kondisi kapal berlayar, tangki ballast dalam kondisi kosong, sedangkan saat kapal melakukan bongkar muat, tangki ballast diisi untuk menjaga kestabilan kapal.

Sistem Pemadam Kebakaran
           
Penggunaan air sebagai pemadam kebakaran diperuntukkan bagi semua akibat kebakaran kapal, kecuali kebakaran yang ditimbulkan dari batubara atau minyak.  Sistem pipa kebakaran dikapal ini dipusatkan disuatu ruangan kapal dan pipa-pipa ini menggunakan pipa galvanis yang berdiameter 50 sampai 100 mm.  Pipa induk kebakaran terbentang disepanjang lambung kapal dan diperlengkapi dengan hydrant tiap jarak tidak kurang dari 20 meter.  Saluran selang kanvas dihubungkan dengan hydrant dan diujung sleang kanvas dipasang nozzle penyemprot air.  

Selang Hydrant
        
Sistem pemadam kebakaran pada kapal bekerja melalui instalasi perpipaan pemadam kebakaran, yang tersalur kesetiap ruangan pada kapal, dimana apabila terjadi kebakaran pompa pemadam kebakaran menyalurkan air dari sea chest atau sea water inlet, melewati pipa-pipa instalasi lalu air dikeluarkan ke tempat terjadinya kebakaran melewati sprinkle. Sprinkler head atau pemercik air dipasang dalam ruang muat, kamar mesin, dan kamar ketel uap, living room dan service compartment.  Sistem sprinkle ini memercikkan air melalui corong pemercik yang percikan airnya meliputi area radius 3 sampai 4 meter.  Corong pemercik air terdiri dari badan pemercik dan cincin berulir dimana antara kedua komponen tersebut terdapat klem diaphragma.  Aliran air dipercikan keluar melalui deflector yang tertuju kedalam area ruangan.

Sprinkler head

Number of Pumps
            Untuk pompa pemadam kebakaran setidaknya memiliki 2 buah pompa dengan penggerak sendiri. Untuk kapal kurang dari 1000 GT hanya memerlukan 1 buah pompa pemadam kebakaran. Pada setiap ruang mesin dari kapal cargo yang terdapat ballast, bilge atau pompa air lainnya, diharuskan untuk membuat hubungan antara salah satu pompa diatas dengan system pemadam kebakaran.

Capacity
            Kapasitas total dari pompa pemadam kebakaran tidak boleh kurang dari 4/3 kapasitas pompa bilga utama (124 m3/h) dan tidak boleh melebihi 180 m3/h. Untuk kapal lebih dari 6000 GT memiliki tekanan 40 Psi (2.8 Kgf/Cm2) untuk kapal kurang dari 6000 GT memiliki tekanan di nozzle 37 Psi (2.6 Kgf/Cm2). Untuk kapasitas tiap pompa pemadam kebakaran tidak boleh kurang dari 80% kapasitas total, tapi pada umumnya tidak boleh kurang dari 25 m3/h dan harus sudah dapat menyuplai 2 buah water jet.

Drive and arrangement of pumps
            Pompa pemadam kebakaran harus mendapatkan tenaga independent dari main engine.  Dilengkapi dengan paling tidak dua buah sea inlet valves. Ballast, bilga dan pompa lainnya yang digunakan untuk menyalurkan air dari laut harus memungkinkan untuk menangani kapasitas yang harus tersedia untuk pemadam kebakaran. Pompa pemadam kebakaran sebisa mungkin terletak ditempat serendah mungkin dari water line. Pompa sentrifugal tersambung dengan instalasi pompa utama melalui screw down non return valves.

Hydrant Valve
Setiap fire hydrant harus dipasang/memiliki katup sehingga setiap fire hose bisa dipindahkan saat pompa kebakaran beroprasi.

Fire Hoses
Panjang tiap – tiap Fire Hose minimal 10 m dan tidak lebih dari :
> 15 m untuk di ruang mesin
>  20 m untuk ruang terbuka dan diatas deck terbuka
>  25 m untuk deck terbuka pada kapal yang memiliki lebar lebih dari 30 m. Tiap hose harus terpasang dengan nozzle.

Fire Hose / Kotak Hydran

Number Of Hoses
Untuk kapal 1000 GRT dan lebih harus minimal memiliki 1 buah hoses dan satu cadangan tiap panjang 30 m dan tidak boleh kurang dari 5 buah pada kasus tertentu. Untuk kapal yang kurang dari 1000 GRT minimal memiliki 1 buah hose dan satu cadangan dan tidak boleh kurang dari 3 buah pada kasus tertentu.

Emergency Fire Pump
            Emergency fire pump / pompa pemadam darurat harus ada di setiap kapal untuk memadamkan kebakaran di saat keadaan emergency dan pompa pemadam kebakaran yang berada di kamar mesin sudah tidak dapat di fungsikan karena terjadi Black out. Emergency fire pump ini harus di tempatkan di luar kamar mesin dan harus ber-penggerak sendiri / independen.

Emergecy Fire Pump

Comments

Popular posts from this blog

Istilah NPS - DN dan Outside Diameter Pada Pipa

Sudah lama tidak posting, karena kesibukan dan kemalasan yang mendera. Baik kali ini akan coba kita bahas mengenai kode – kode pipa, saat kita akan mendesign atau membaca gambar pipa system, sering kali kita menjumpai kode NPS atau DN. Apa seeh maksudnya kode – kode ini dan apa kegunaannya akan coba kita bahas di sini. NPS (Nominal Pipe Size) & DN (Nominal Diameter) Dari standard ASME B16.5 Paragraf.1.9.2 ukuran NPS, diikuti oleh nomer tanpa dimensi (dimensionless) menunjukkan ukuran nominal flange atau sambungan (fitting) flange. NPS berhubungan dengan istilah nominal diameter (DN), yang digunakan sebagai satuan internasional (SI unit). Hubungannya seperti dibawah ini: NPS DN ½ 15 ¾ 20 1 25 1 ¼ 32 1 ½ 40 2 50 2 ½ 65 3 80 4 100 5 125 6 150 8 200 Untuk NPS ≥ 4, adalah kelipatan 25 Catatan

Sistem Kontruksi Kapal

Sistem Kontruksi Kapal Sistem kerangka/konstruksi kapal (framing system) dibedakan dalam dua jenis utama; yaitu sistem kerangka melintang (transverse framing system) dan sistem membujur atau memanjang (longitudinal framing system). Dari kedua sistem utama ini maka dikenal pula system kombinasi (combination/mixed framing system). Suatu kapal dapat seluruhnya dibuat dengan sistem melintang, atau hanya bagian-bagian tertentu saja (misalnya kamar mesin dan/atau cerukceruk) yang dibuat dengan sistem melintang sedangkan bagian utamanya dengan sistem membujur atau kombinasi; atau seluruhnya dibuat dengan sistem membujur. Pemilihan jenis sistem untuk suatu kapal sangat ditentukan oleh ukuran kapal (dalam hal ini panjangnya sehubungan dengan kebutuhan akan kekuatan memanjang), jenis/fungsi kapal menjadikan dasar pertimbangan-pertimbangan lainnya.. Untuk mengenali apakah suatu kapal, atau bagian dari badan kapal dibuat dengan sistem melintang atau membujur dapat dilihat pada panelp

Pengertian Dasar DWT, PAYLOAD dan GRT

Load Lines Load Line merupakan istilah formal yang diberikan untuk menandai bagian dari midship kapal pada kedua sisi dari kapal tersebut untuk menunjukkan batas sarat kapal ketika kapal bermuatan. Pembatasan sarat ini didapat dengan pengukuran dari dek kedap cuaca (normalnya dek freeboard) sampai pada tanda garis muat midship. Jarak ini disebut juga dengan “Freeboard” (lambung timbul) pada kapal. a. Design Draft Design Draft merupakan tinggi sarat air pada suatu kapal. Yaitu jarak dari dasar kapal sampai garis air muat (water line). b. Displacement Adalah jumlah volume air yang dipindahkan oleh berat suatu benda yang berada dalam air (tenggelam). Secara garis besa r, displacement adalah bobot mati dari sebuah kapal (berat konstruksi baja, outfitting dan machinery) ditambah dengan persediaan bahan bakar dan muatan dalam kapal (termasuk crew dan akomodasinya). c. Class Notation Dalam jangkauan klasifikasi, ciri-ciri lambung, mesin dan perlengkapan j