Skip to main content

What is BHP, IHP, SHP, EHP, and Torque ?

Hydrodynamics for Ocean Engineers
Prof. A.H. Techet
Fall 2004


Marine Propellers
Today, conventional marine propellers remain the standard propulsion mechanism for
surface ships and underwater vehicles. Modifications of basic propeller geometries into
water jet propulsors and alternate style thrusters on underwater vehicles, has not
significantly changed how we determine and analyze propeller performance.
We still need propellers to generate adequate thrust to propel a vessel at some design
speed with some care taken in ensuring some “reasonable” propulsive efficiency.
Considerations are made to match the engine’s power and shaft speed, as well as the size
of the vessel and the ship’s operating speed, with an appropriately designed propeller.
Given that the above conditions are interdependent (ship speed depends on ship size,
power required depends on desired speed, etc.) we must at least know a priori our desired
operating speed for a given vessel. Following this we should understand the basic
relationship between ship power, shaft torque and fuel consumption.
Power:
Power is simply force times velocity, where 1 HP (horsepower, english units) is equal to
0.7457 kW (kilowatt, metric) and 1kW = 1000 Newtons*meters/second.

P = F*V

Effective Horsepower (EHP) is the power required to overcome a vessel’s total resistance
at a given speed, not including the power required to turn the propeller or operate any
machinery (this is close to the power required to tow a vessel).

Indicated Horsepower (IHP) is the power required to drive a ship at a given speed,
including the power required to turn the propeller and to overcome any additional friction
inherent in the system. Typically the ratio of EHP/IHP is about 1:2 (or EHP is 50% of
IHP).

Brake Horsepower (BHP) is the maximum power generated by an engine at a given RPM
as determined by the engine manufacturer.

Shaft Horsepower (SHP) is the power delivered along the shaft to the propeller at a given
RPM.

Regardless of how you think of engine power, as a general rule: the more power available
the faster the ship should go all other factors being equal. There is a tradeoff between
minimum required power, which would prevent the vessel operating at a fast enough
speed, and excessive power, which could be wasteful in terms of fuel, space, cost, etc.

Torque:
To use the power provided by the power plant (engine) to propel the vessel it must be
used to rotate the shaft connected between the engine and the propeller. Shaft horsepower
is converted to a rotary force (or moment) applied to the propeller. This rotary force
necessary to turn the shaft is simply torque.
Torque = Force * length (Newtons*meters)
When power is given in HP then torque can be found as

T = 5252.0 * HP / RPM

Where RPM is the revolutions per minute of the shaft and HP is the shaft horsepower.
You can see here that for the same power, a slower turning propeller will generate more
thrust.
Typically for engines and motors, power and available torque are provided as curves on
performance data sheets as a plot of BHP, Torque, and fuel consumption as a function of
RPM.

Comments

  1. Terima kasih atas info yang diberikan, semoga bisa bermanfaat bagi para pembacanya. Jangan lupa kunjungi website http://ppns.ac.id & https://blog.ppns.ac.id/tl/adzinhanif/ Terima kasih

    ReplyDelete

Post a Comment

masukan sebagai dasar berkembangnya blog ini

Popular posts from this blog

Sistem Kontruksi Kapal

Sistem Kontruksi Kapal Sistem kerangka/konstruksi kapal (framing system) dibedakan dalam dua jenis utama; yaitu sistem kerangka melintang (transverse framing system) dan sistem membujur atau memanjang (longitudinal framing system). Dari kedua sistem utama ini maka dikenal pula system kombinasi (combination/mixed framing system). Suatu kapal dapat seluruhnya dibuat dengan sistem melintang, atau hanya bagian-bagian tertentu saja (misalnya kamar mesin dan/atau cerukceruk) yang dibuat dengan sistem melintang sedangkan bagian utamanya dengan sistem membujur atau kombinasi; atau seluruhnya dibuat dengan sistem membujur. Pemilihan jenis sistem untuk suatu kapal sangat ditentukan oleh ukuran kapal (dalam hal ini panjangnya sehubungan dengan kebutuhan akan kekuatan memanjang), jenis/fungsi kapal menjadikan dasar pertimbangan-pertimbangan lainnya.. Untuk mengenali apakah suatu kapal, atau bagian dari badan kapal dibuat dengan sistem melintang atau membujur dapat dilihat pada panelp...

Istilah NPS - DN dan Outside Diameter Pada Pipa

Sudah lama tidak posting, karena kesibukan dan kemalasan yang mendera. Baik kali ini akan coba kita bahas mengenai kode – kode pipa, saat kita akan mendesign atau membaca gambar pipa system, sering kali kita menjumpai kode NPS atau DN. Apa seeh maksudnya kode – kode ini dan apa kegunaannya akan coba kita bahas di sini. NPS (Nominal Pipe Size) & DN (Nominal Diameter) Dari standard ASME B16.5 Paragraf.1.9.2 ukuran NPS, diikuti oleh nomer tanpa dimensi (dimensionless) menunjukkan ukuran nominal flange atau sambungan (fitting) flange. NPS berhubungan dengan istilah nominal diameter (DN), yang digunakan sebagai satuan internasional (SI unit). Hubungannya seperti dibawah ini: NPS DN ½ 15 ¾ 20 1 25 1 ¼ 32 1 ½ 40 2 50 2 ½ 65 3 80 4 100 5 125 6 150 8 200 Untuk NPS ≥ 4, adalah kelipatan 25 Catatan...

Pengertian Dasar DWT, PAYLOAD dan GRT

Load Lines Load Line merupakan istilah formal yang diberikan untuk menandai bagian dari midship kapal pada kedua sisi dari kapal tersebut untuk menunjukkan batas sarat kapal ketika kapal bermuatan. Pembatasan sarat ini didapat dengan pengukuran dari dek kedap cuaca (normalnya dek freeboard) sampai pada tanda garis muat midship. Jarak ini disebut juga dengan “Freeboard” (lambung timbul) pada kapal. a. Design Draft Design Draft merupakan tinggi sarat air pada suatu kapal. Yaitu jarak dari dasar kapal sampai garis air muat (water line). b. Displacement Adalah jumlah volume air yang dipindahkan oleh berat suatu benda yang berada dalam air (tenggelam). Secara garis besa r, displacement adalah bobot mati dari sebuah kapal (berat konstruksi baja, outfitting dan machinery) ditambah dengan persediaan bahan bakar dan muatan dalam kapal (termasuk crew dan akomodasinya). c. Class Notation Dalam jangkauan klasifikasi, ciri-ciri lambung, mesin dan perlengkapan j...