Skip to main content

Pengujian Shaft & Propeller dari Maker

Apa kabar sobat Blogger semua...saya coba share apa yang pernah saya lakukan dalam pengetesan shaft dan propeller.


A.  Contact surface test
Contact surface test atau ada juga yang menyebut contact fitting / blue contact / blue fitting / surface contact yang sebenarnya bentuk kegiatannya sama saja yaitu untuk mengetahui  atau menguji seberapa besar permukaan conus yang bersentuhan antara permukaan benda satu dengan benda yang lainnya misalnya saja yang baru baru ini saya lakukan yaitu suatu propeller dengan shaft propeller. Hal ini mutlak dilakukan agar antara shaft dan propeller dapat menyatu dengan kuat.

Untuk langkah-langkahnya sebagai berikut :

    1. Permukaan conus shaft yang akan dilakukan contact surface diolesi cairan biru sampai merata
    

    2. Propeller di install pada shaft dan ditekan menggunakan hydrolis sampai tekanan 10.000 psi.
        

       3. Kemudian propeller dilepas dari shaft.

    4. Setelah propeller dilepas, kemudian diperiksa kondisi permukaan hasil contact surface pada tapper  boss propeller.


     
    5. Luas permukaan yang bersentuhan minimal 80%. Jika kurang dari 80% maka permukaan tapper boss propeller harus di ratakan lagi dengan di reamers.
  
     6. Setelah selesai di reamer, maka bisa diulang lagi dari langkah no 1.

B. Setelah pengujian surface contact selesai dilakukan, selanjutnya dilaksanakan pengujian keretakan pada keyway shaft  dan root daun propeller dengan dye penetrant  test / PT.

Langkahnya sebagai berikut :
  
   1. Bersihkan permukaan material dengan  menggunakan cleaner.
   2.   Semprotkan penetrant ke area yang akan di inspeksi dan biarkan beberapa menit (15-30 menit) agar cairan penetran masuk ke dalam rongga crack jika ada crack.


   3. Bersihkan sisa penetrant menggunakan kain bersih atau tisu.
   4. Semprotkan cairan developer untuk menarik keluar cairan penetran yang telah masuk kedalam celah crack jika ada crack.



   5. Jika terdapat crack, maka alur crack akan tampak setelah developer diaplikasikan pada objek uji.

Demikian yang bisa saya share untuk pengujian shaft & propeller baru dari maker, jadi jika dari pembaca ada yang mau beli shaft & propeller, usahakan mlaksanakan pengujian seperti ini selain pemeriksaan dimensi dan spek  agar sesuai dengan design yang telah kita buat. Jangan lupa juga minta sertifikat material nya juga ok braaay!!
 

Comments

Popular posts from this blog

Istilah NPS - DN dan Outside Diameter Pada Pipa

Sudah lama tidak posting, karena kesibukan dan kemalasan yang mendera. Baik kali ini akan coba kita bahas mengenai kode – kode pipa, saat kita akan mendesign atau membaca gambar pipa system, sering kali kita menjumpai kode NPS atau DN. Apa seeh maksudnya kode – kode ini dan apa kegunaannya akan coba kita bahas di sini. NPS (Nominal Pipe Size) & DN (Nominal Diameter) Dari standard ASME B16.5 Paragraf.1.9.2 ukuran NPS, diikuti oleh nomer tanpa dimensi (dimensionless) menunjukkan ukuran nominal flange atau sambungan (fitting) flange. NPS berhubungan dengan istilah nominal diameter (DN), yang digunakan sebagai satuan internasional (SI unit). Hubungannya seperti dibawah ini: NPS DN ½ 15 ¾ 20 1 25 1 ¼ 32 1 ½ 40 2 50 2 ½ 65 3 80 4 100 5 125 6 150 8 200 Untuk NPS ≥ 4, adalah kelipatan 25 Catatan

Sistem Kontruksi Kapal

Sistem Kontruksi Kapal Sistem kerangka/konstruksi kapal (framing system) dibedakan dalam dua jenis utama; yaitu sistem kerangka melintang (transverse framing system) dan sistem membujur atau memanjang (longitudinal framing system). Dari kedua sistem utama ini maka dikenal pula system kombinasi (combination/mixed framing system). Suatu kapal dapat seluruhnya dibuat dengan sistem melintang, atau hanya bagian-bagian tertentu saja (misalnya kamar mesin dan/atau cerukceruk) yang dibuat dengan sistem melintang sedangkan bagian utamanya dengan sistem membujur atau kombinasi; atau seluruhnya dibuat dengan sistem membujur. Pemilihan jenis sistem untuk suatu kapal sangat ditentukan oleh ukuran kapal (dalam hal ini panjangnya sehubungan dengan kebutuhan akan kekuatan memanjang), jenis/fungsi kapal menjadikan dasar pertimbangan-pertimbangan lainnya.. Untuk mengenali apakah suatu kapal, atau bagian dari badan kapal dibuat dengan sistem melintang atau membujur dapat dilihat pada panelp

Pengertian Dasar DWT, PAYLOAD dan GRT

Load Lines Load Line merupakan istilah formal yang diberikan untuk menandai bagian dari midship kapal pada kedua sisi dari kapal tersebut untuk menunjukkan batas sarat kapal ketika kapal bermuatan. Pembatasan sarat ini didapat dengan pengukuran dari dek kedap cuaca (normalnya dek freeboard) sampai pada tanda garis muat midship. Jarak ini disebut juga dengan “Freeboard” (lambung timbul) pada kapal. a. Design Draft Design Draft merupakan tinggi sarat air pada suatu kapal. Yaitu jarak dari dasar kapal sampai garis air muat (water line). b. Displacement Adalah jumlah volume air yang dipindahkan oleh berat suatu benda yang berada dalam air (tenggelam). Secara garis besa r, displacement adalah bobot mati dari sebuah kapal (berat konstruksi baja, outfitting dan machinery) ditambah dengan persediaan bahan bakar dan muatan dalam kapal (termasuk crew dan akomodasinya). c. Class Notation Dalam jangkauan klasifikasi, ciri-ciri lambung, mesin dan perlengkapan j