Skip to main content

Propeller & Propulsion Terminology Part 1



Selamat siang sobat mariner's, kali ini kita coba membicarakan mengenai terminologi dari propeller, bahasan ini akan dibagi menjadi 2 part agar tidak terlalu panjang. semoga dapat menambah sedikit pencerahan mengenai propeller kapal. yang pertama kita bahas mengenai diameter propeller.

Diameter Propeller
Ditetapkan sebagai radius maksimum satu blade dikalikan 2
. Diameter lingkaran didapatkan ketika ujung blade propeller berputar.
Aturan umum:
Diameter biasanya meningkat seiring dengan meningkatnya
daya mesin dan sebaliknya . ( semua variabel lain tetap konstan ) dan diameter akan meningkat untuk kapal lambat dan menurun untuk kapal cepat .

Pitch
Theoretical definition :
Jarak linear propeller bergerak dalam satu putaran penuh melalui medium padat tanpa slip.
Dalam kondisi operasi yang sebenarnya, slip terjadi
ketika propeller berputar, sehingga gerak maju mutlak (pitch sebenarnya) kurang dari nilai pitch teoritis.
 

Berbagai jenis
Pitch antara lain :
1
. Constant (fixed) Pitch – Pitch bernilai sama untuk setiap radius
2
. Progressive pitchPitch meningkat sepanjang garis radial dari leading edge ke trailing edge .
3
. Regressive pitch - Pitch menurun sepanjang garis radial leading edge ke trailing edge.
4
. Variable pitch - pitch berbeda pada jari-jari yang dipilih.
5
. Controllable atau Adjustable pitch - sudut blade bisa dibuat bervariasi secara mekanis.

Pitch Angle ( Jangan ampek bingung dengan pitch ya! )
Sudut
dari pressure face sepanjang garis pitch sehubungan dengan bidang rotasi yang diukur dalam derajat.
sudut
pitch akan menurun dari blade root ke blade tip untuk mempertahankan pitch yang konstan.

Hubungan antara Pitch & pitch Angle
Formula : Tan a = pitch / 2P r
dimana : a = sudut pitch dan r = jari-jari dan P = Pi ( 3,14159 )

Pitch Line
Sebuah garis yang melewati Leading Edge dan Trailing Edge yang digunakan sebagai referensi untuk
pitch angle .

Propeller Centre
Line ( PCL )
Garis referensi linier yang melewati pusat hub propeller pada sumbu rotasi propeller.

Propeller Centre Axis ( PCA )
Garis referensi linier yang menempatkan
daun propeller  pada hub-nya. Tegak lurus terhadap Propeller Centre Line ( PCL ) .

Blade Centre Axis ( BCA )
Garis referensi linier yang menunjukkan
propeller rake.

Blade Centre
Line ( BCL )
Garis referensi yang memotong setiap bagian silinder pada titik tengah dari lebar
section daun propeller.
Mengindikasikan propeller skew (kemiringan propeller).

Rake
daun  propeller akan miring ke depan atau belakang dari Blade Centre Axis ( BCA ) .
Rake positif –
daun prop. miring ke arah ujung belakang hub .
Rake negatif -
daun prop. miring ke arah ujung depan hub.
Dapat ditentukan dalam inci di ujung
daun propeller  atau dalam derajat.

Skew
Blade Centre Line
melengkung kebelakang dari arah putaran propeller . Kontur daun tidak simetris secara radial dari pusat sumbu daun prop.
Track
Pengukuran posisi aksial dari semua
daun prop dengan memperhatikan posisi  satu sama lain.

Rotation
Propeller sebelah kanan
(right hand) berputar searah jarum jam bila dilihat dari belakang menghadap ke depan.
propeller
sebelah Kiri (left hand) berputar berlawanan arah jarum jam jika dilihat dari belakang menghadap ke depan .
Aplikasi
twin scrup memanfaatkan LH (sisi port) dan RH ( sisi Starboard ) untuk memutar propeller. Untuk single screw biasanya menggunakan putaran kekanan (RH).

Blade Numbering
Dengan konvensi
daun prop. berada pada posisi key way diidentifikasi sebagai daun 1 , daun berikutnya sebagai daun 2 dan seterusnya.

Blade Sections
Disebut sebagai Bagian silinder
/ Cylindrical Sections.
Hub & daerah fillet
berada sekitar 20-30 % dari section.


Blade Section Length & Stations
Section Length bisa dikatakan  sama dengan lebar daun (blade width) .
Setiap stasiun dinyatakan sebagai persen
tiap selisih jari-jari ( misalnya jari-jari 40 adalah 40 % dari jari-jari daun prop.).

Blade Section Types

  • Naca : Symmetrical section, kinerja/performa  akan sama ketika maju atau mundur .

  •  B.Troost : Profil hidrodinamik yang paling sering digunakan untuk komersial ( airfoil ).

  • Ogival : Digunakan ketika kondisi tekanan - kavitasi lebih tinggi , bagian ini tahan lebih banyak tekanan sebelum kavitasi mencapai 3-4 % , tetapi kurang efisien dibandingkan B.Troost .

  • Hybrid : Dengan menggabungkan antara B.Troost dan ogival , penggabungan  ini memaksimalkan manfaat dari kedua tipe diatas.

  • Airfoil  Section - menyerupai bagian sayap pesawat tradisional - yaitu leading Edge yang dibulatkan, ketebalan maksimum terletak disekitar 1/3 dari panjang daun  dibelakang Leading Edge.

  • Supercavitating sectionMemiliki Leading Edge Tajam untuk aplikasi kecepatan tinggi, ketebalan maksimum mendekati  Trailing edge.

 
   
Reff http://www.propellerpages.com
 

Comments

Popular posts from this blog

Istilah NPS - DN dan Outside Diameter Pada Pipa

Sudah lama tidak posting, karena kesibukan dan kemalasan yang mendera. Baik kali ini akan coba kita bahas mengenai kode – kode pipa, saat kita akan mendesign atau membaca gambar pipa system, sering kali kita menjumpai kode NPS atau DN. Apa seeh maksudnya kode – kode ini dan apa kegunaannya akan coba kita bahas di sini. NPS (Nominal Pipe Size) & DN (Nominal Diameter) Dari standard ASME B16.5 Paragraf.1.9.2 ukuran NPS, diikuti oleh nomer tanpa dimensi (dimensionless) menunjukkan ukuran nominal flange atau sambungan (fitting) flange. NPS berhubungan dengan istilah nominal diameter (DN), yang digunakan sebagai satuan internasional (SI unit). Hubungannya seperti dibawah ini: NPS DN ½ 15 ¾ 20 1 25 1 ¼ 32 1 ½ 40 2 50 2 ½ 65 3 80 4 100 5 125 6 150 8 200 Untuk NPS ≥ 4, adalah kelipatan 25 Catatan

Sistem Kontruksi Kapal

Sistem Kontruksi Kapal Sistem kerangka/konstruksi kapal (framing system) dibedakan dalam dua jenis utama; yaitu sistem kerangka melintang (transverse framing system) dan sistem membujur atau memanjang (longitudinal framing system). Dari kedua sistem utama ini maka dikenal pula system kombinasi (combination/mixed framing system). Suatu kapal dapat seluruhnya dibuat dengan sistem melintang, atau hanya bagian-bagian tertentu saja (misalnya kamar mesin dan/atau cerukceruk) yang dibuat dengan sistem melintang sedangkan bagian utamanya dengan sistem membujur atau kombinasi; atau seluruhnya dibuat dengan sistem membujur. Pemilihan jenis sistem untuk suatu kapal sangat ditentukan oleh ukuran kapal (dalam hal ini panjangnya sehubungan dengan kebutuhan akan kekuatan memanjang), jenis/fungsi kapal menjadikan dasar pertimbangan-pertimbangan lainnya.. Untuk mengenali apakah suatu kapal, atau bagian dari badan kapal dibuat dengan sistem melintang atau membujur dapat dilihat pada panelp

Pengertian Dasar DWT, PAYLOAD dan GRT

Load Lines Load Line merupakan istilah formal yang diberikan untuk menandai bagian dari midship kapal pada kedua sisi dari kapal tersebut untuk menunjukkan batas sarat kapal ketika kapal bermuatan. Pembatasan sarat ini didapat dengan pengukuran dari dek kedap cuaca (normalnya dek freeboard) sampai pada tanda garis muat midship. Jarak ini disebut juga dengan “Freeboard” (lambung timbul) pada kapal. a. Design Draft Design Draft merupakan tinggi sarat air pada suatu kapal. Yaitu jarak dari dasar kapal sampai garis air muat (water line). b. Displacement Adalah jumlah volume air yang dipindahkan oleh berat suatu benda yang berada dalam air (tenggelam). Secara garis besa r, displacement adalah bobot mati dari sebuah kapal (berat konstruksi baja, outfitting dan machinery) ditambah dengan persediaan bahan bakar dan muatan dalam kapal (termasuk crew dan akomodasinya). c. Class Notation Dalam jangkauan klasifikasi, ciri-ciri lambung, mesin dan perlengkapan j