Selamat siang sobat mariner's, kali ini kita coba membicarakan mengenai terminologi dari propeller, bahasan ini akan dibagi menjadi 2 part agar tidak terlalu panjang. semoga dapat menambah sedikit pencerahan mengenai propeller kapal. yang pertama kita bahas mengenai diameter propeller.
Diameter Propeller
Ditetapkan sebagai radius maksimum satu blade dikalikan 2. Diameter lingkaran didapatkan ketika ujung blade propeller berputar.
Ditetapkan sebagai radius maksimum satu blade dikalikan 2. Diameter lingkaran didapatkan ketika ujung blade propeller berputar.
Aturan umum:
Diameter biasanya meningkat seiring dengan meningkatnya daya mesin dan sebaliknya . ( semua variabel lain tetap konstan ) dan diameter akan meningkat untuk kapal lambat dan menurun untuk kapal cepat .
Diameter biasanya meningkat seiring dengan meningkatnya daya mesin dan sebaliknya . ( semua variabel lain tetap konstan ) dan diameter akan meningkat untuk kapal lambat dan menurun untuk kapal cepat .
Pitch
Theoretical definition :
Jarak linear propeller bergerak dalam satu putaran penuh melalui medium padat tanpa slip.
Dalam kondisi operasi yang sebenarnya, slip terjadi ketika propeller berputar, sehingga gerak maju mutlak (pitch sebenarnya) kurang dari nilai pitch teoritis.
Dalam kondisi operasi yang sebenarnya, slip terjadi ketika propeller berputar, sehingga gerak maju mutlak (pitch sebenarnya) kurang dari nilai pitch teoritis.
Berbagai jenis Pitch antara lain :
1. Constant (fixed) Pitch – Pitch bernilai sama untuk setiap radius
2. Progressive pitch – Pitch meningkat sepanjang garis radial dari leading edge ke trailing edge .
3. Regressive pitch - Pitch menurun sepanjang garis radial leading edge ke trailing edge.
4. Variable pitch - pitch berbeda pada jari-jari yang dipilih.
5. Controllable atau Adjustable pitch - sudut blade bisa dibuat bervariasi secara mekanis.
Pitch Angle ( Jangan ampek bingung dengan pitch ya! )
Sudut dari pressure face sepanjang garis pitch sehubungan dengan bidang rotasi yang diukur dalam derajat.
sudut pitch akan menurun dari blade root ke blade tip untuk mempertahankan pitch yang konstan.
Hubungan antara Pitch & pitch Angle
Formula : Tan a = pitch / 2P r
dimana : a = sudut pitch dan r = jari-jari dan P = Pi ( 3,14159 )
Pitch Line
Sebuah garis yang melewati Leading Edge dan Trailing Edge yang digunakan sebagai referensi untuk pitch angle .
Propeller Centre Line ( PCL )
Garis referensi linier yang melewati pusat hub propeller pada sumbu rotasi propeller.
Propeller Centre Axis ( PCA )
Garis referensi linier yang menempatkan daun propeller pada hub-nya. Tegak lurus terhadap Propeller Centre Line ( PCL ) .
Blade Centre Axis ( BCA )
Garis referensi linier yang menunjukkan propeller rake.
Blade Centre Line ( BCL )
Garis referensi yang memotong setiap bagian silinder pada titik tengah dari lebar section daun propeller.
Mengindikasikan propeller skew (kemiringan propeller).
Rake
daun propeller akan miring ke depan atau belakang dari Blade Centre Axis ( BCA ) .
Rake positif – daun prop. miring ke arah ujung belakang hub .
Rake negatif - daun prop. miring ke arah ujung depan hub.
Dapat ditentukan dalam inci di ujung daun propeller atau dalam derajat.
Skew
Blade Centre Line melengkung kebelakang dari arah putaran propeller . Kontur daun tidak simetris secara radial dari pusat sumbu daun prop.
Track
Pengukuran posisi aksial dari semua daun prop dengan memperhatikan posisi satu sama lain.
Pengukuran posisi aksial dari semua daun prop dengan memperhatikan posisi satu sama lain.
Rotation
Propeller sebelah kanan (right hand) berputar searah jarum jam bila dilihat dari belakang menghadap ke depan.
propeller sebelah Kiri (left hand) berputar berlawanan arah jarum jam jika dilihat dari belakang menghadap ke depan .
Aplikasi twin scrup memanfaatkan LH (sisi port) dan RH ( sisi Starboard ) untuk memutar propeller. Untuk single screw biasanya menggunakan putaran kekanan (RH).
Propeller sebelah kanan (right hand) berputar searah jarum jam bila dilihat dari belakang menghadap ke depan.
propeller sebelah Kiri (left hand) berputar berlawanan arah jarum jam jika dilihat dari belakang menghadap ke depan .
Aplikasi twin scrup memanfaatkan LH (sisi port) dan RH ( sisi Starboard ) untuk memutar propeller. Untuk single screw biasanya menggunakan putaran kekanan (RH).
Blade Numbering
Dengan konvensi daun prop. berada pada posisi key way diidentifikasi sebagai daun 1 , daun berikutnya sebagai daun 2 dan seterusnya.
Blade Sections
Disebut sebagai Bagian silinder / Cylindrical Sections.
Hub & daerah fillet berada sekitar 20-30 % dari section.
Blade Section Length & Stations
Section Length bisa dikatakan sama dengan lebar daun (blade width) .
Setiap stasiun dinyatakan sebagai persen tiap selisih jari-jari ( misalnya jari-jari 40 adalah 40 % dari jari-jari daun prop.).
Blade Section Types
- Naca : Symmetrical section, kinerja/performa akan sama ketika maju atau mundur .
- B.Troost : Profil hidrodinamik yang paling sering digunakan untuk komersial ( airfoil ).
- Ogival : Digunakan ketika kondisi tekanan - kavitasi lebih tinggi , bagian ini tahan lebih banyak tekanan sebelum kavitasi mencapai 3-4 % , tetapi kurang efisien dibandingkan B.Troost .
- Hybrid : Dengan menggabungkan antara B.Troost dan ogival , penggabungan ini memaksimalkan manfaat dari kedua tipe diatas.
- Airfoil Section - menyerupai bagian sayap pesawat tradisional - yaitu leading Edge yang dibulatkan, ketebalan maksimum terletak disekitar 1/3 dari panjang daun dibelakang Leading Edge.
- Supercavitating section – Memiliki Leading Edge Tajam untuk aplikasi kecepatan tinggi, ketebalan maksimum mendekati Trailing edge.
Reff http://www.propellerpages.com
Comments
Post a Comment
masukan sebagai dasar berkembangnya blog ini