Skip to main content

Persiapan Sebelum Pekerjaan Reparasi Konstruksi Badan Kapal



Persiapan Sebelum Pekerjaan Reparasi Konstruksi Badan Kapal

Pekerjaan pendahuluan yang diperlukan sebelum reparasi konstruksi badan kapal yang tercantum pada daftar reparasi (Repair List) kapal, antara lain:
  
  1. Pembersihan badan kapal dibawah garis air dari tumbuhan dan binatang laut, untuk mengetahui kondisi pelat kulit dibawah garis air dan pengukuran ketebalan.
  2. Mengetahui Bukaan Kulit (Shell Expension) kapal dimana tercantum:
  • Hasil pengukuran ketebalan pada pengedokan atau perbaikan yang lalu dan ketebalan awal. 
  • Hasil perbaikan/penggantian pelat kulit 
  • Lokasi tiap tangki dasar ganda, tangki ceruk atau deep tank. 
  • Batas tangki dasar ganda 
  • Lokasi Deformasi pelat kulit 

    3. Mengetahui berapa sisa cairan yang terdapat dalam tangki


Batas Ketebalan Minimum Pelat Badan Kapal

# Lokasi pengkaratan pada pelat badan kapal umumnya terjadi pada :

1.  Pelat lambung : antara garis air muatan kosong dan penuh, haluan terutama daerah jangkar dan dibawah pipa buang.
2.    Pelat alas dalam pada pertemuan dengan sekat melintang, got konstruksi pelat tepi yang miring dan sumuran pelat tepi yang horisontal.
3.    Sisi bawah pelat sekat melintang pada pertemuan dengan pelat alas dalam.
4.    Sekat pemisah ruang sanitair (kamar mandi, dapur)
5.    Pelat geladak utama pada daerah got / saluran air.
6.    Dinding sekat bangunan atas dan rumah geladak dibawah jendela sisi.

# Pengukuran ketebalan pelat kulit dicantumkan dalam bentuk :

  1. Gambar Bukaan Kulit (Shell Expension) : pada lajur pelat lambung kiri dan kanan.
  2. Tabel : pada lambung kanan dan kiri, jenis lajur pelat serta antara nomor gadingnya. 
Yang umum dipakai adalah Gambar Bukaan Kulit termasuk penggantian pelat pada bukaan sebelumnya.

Ketebalan minimum pelat ditentukan oleh prosentase keausan dibanding ketebalan yang disetujui klasifikasi pada waktu perencanaan (tergantung keikut sertaan lajur pelat cengkungan umum memanjang kapal.) Keausan maximum yang diijinkan dapat dilihat dibawah ini :

Tabel dibawah menunjukkan keausan max yang diijinkan terhadap ketebalan pelat yang
disetujui klasifikasi pada keadaan baru.

 


Macam Lajur Pelat
Keausan max. yang diijinkan terhadap ketebalan pelat yang disetujui klasifikasi pada keadaan baru.
1. Pelat kulit lambung
  1.  Pelat lunas (Keel Plate). Pelat Dasar (Bottom Plate) dan Pelat Lajur Bilga (Bilge Plate)
  2. Pelat Lambung (Side Plate) diatas Pelat Lajur Bilga dan dibawah Pelat Lajur Atas. 
  3. Pelat Lajur Atas (Sheer Strake)
 2. Pelat Kulit Alas Dalam (Tank Top)
  • Pelat Tepi (Margin Plate)
  • Pelat Alas Dalam


20 %

 
30 %
 
20 %


 
20%
20%
3. Pelat Geladak Utama (Main Dek)
  • Pelat tepi geladak (Stringer Plt) dan Lajur Pelat Geladak antara Lambung dan Ambang Palkah memanjang
  • Pelat Geladak antara Lubang Palkah
4. Geladak Bangunan Atas dan Rumah Geladak
5. Dinding Sekat Memanjang dan Melintang



20 %


30 %

30%
20% - 30%


Batasan diatas merupakan ketentuan dasar saja, suatu lajur pelat kulit yang terletak pada kapal, maka ketentuan diatas dapat diperlunak.

Comments

Popular posts from this blog

Istilah NPS - DN dan Outside Diameter Pada Pipa

Sudah lama tidak posting, karena kesibukan dan kemalasan yang mendera. Baik kali ini akan coba kita bahas mengenai kode – kode pipa, saat kita akan mendesign atau membaca gambar pipa system, sering kali kita menjumpai kode NPS atau DN. Apa seeh maksudnya kode – kode ini dan apa kegunaannya akan coba kita bahas di sini. NPS (Nominal Pipe Size) & DN (Nominal Diameter) Dari standard ASME B16.5 Paragraf.1.9.2 ukuran NPS, diikuti oleh nomer tanpa dimensi (dimensionless) menunjukkan ukuran nominal flange atau sambungan (fitting) flange. NPS berhubungan dengan istilah nominal diameter (DN), yang digunakan sebagai satuan internasional (SI unit). Hubungannya seperti dibawah ini: NPS DN ½ 15 ¾ 20 1 25 1 ¼ 32 1 ½ 40 2 50 2 ½ 65 3 80 4 100 5 125 6 150 8 200 Untuk NPS ≥ 4, adalah kelipatan 25 Catatan

Sistem Kontruksi Kapal

Sistem Kontruksi Kapal Sistem kerangka/konstruksi kapal (framing system) dibedakan dalam dua jenis utama; yaitu sistem kerangka melintang (transverse framing system) dan sistem membujur atau memanjang (longitudinal framing system). Dari kedua sistem utama ini maka dikenal pula system kombinasi (combination/mixed framing system). Suatu kapal dapat seluruhnya dibuat dengan sistem melintang, atau hanya bagian-bagian tertentu saja (misalnya kamar mesin dan/atau cerukceruk) yang dibuat dengan sistem melintang sedangkan bagian utamanya dengan sistem membujur atau kombinasi; atau seluruhnya dibuat dengan sistem membujur. Pemilihan jenis sistem untuk suatu kapal sangat ditentukan oleh ukuran kapal (dalam hal ini panjangnya sehubungan dengan kebutuhan akan kekuatan memanjang), jenis/fungsi kapal menjadikan dasar pertimbangan-pertimbangan lainnya.. Untuk mengenali apakah suatu kapal, atau bagian dari badan kapal dibuat dengan sistem melintang atau membujur dapat dilihat pada panelp

Pengertian Dasar DWT, PAYLOAD dan GRT

Load Lines Load Line merupakan istilah formal yang diberikan untuk menandai bagian dari midship kapal pada kedua sisi dari kapal tersebut untuk menunjukkan batas sarat kapal ketika kapal bermuatan. Pembatasan sarat ini didapat dengan pengukuran dari dek kedap cuaca (normalnya dek freeboard) sampai pada tanda garis muat midship. Jarak ini disebut juga dengan “Freeboard” (lambung timbul) pada kapal. a. Design Draft Design Draft merupakan tinggi sarat air pada suatu kapal. Yaitu jarak dari dasar kapal sampai garis air muat (water line). b. Displacement Adalah jumlah volume air yang dipindahkan oleh berat suatu benda yang berada dalam air (tenggelam). Secara garis besa r, displacement adalah bobot mati dari sebuah kapal (berat konstruksi baja, outfitting dan machinery) ditambah dengan persediaan bahan bakar dan muatan dalam kapal (termasuk crew dan akomodasinya). c. Class Notation Dalam jangkauan klasifikasi, ciri-ciri lambung, mesin dan perlengkapan j