Selamat Siang kawan, pernah dengar istilah metal duduk & metal jalan sebelumnya? kalau di pikir pikir, metal kok bisa jalan jalan hehehe just kidding kawan. jadi metal duduk dan metal jalan ini adalah salah satu komponen dari suatu mesin diesel dimana fungsi secara umumnya adalah untuk bantalan suatu crankshaft mesin. Pada crankshaft terdapat dua jenis bearing yaitu :
1. Main bearing (metal duduk), yaitu bearing yang terletak pada Block mesin sehingga merupakan tumpuan utama bagi crankshaft saat berputar. Disebut metal duduk karena metal ini tidak kemana - mana hanya duduk diam di block mesin, wkwkwkwk.
2. Journal bearing (metal jalan), posisinya terletak pada batang torak atau connecting rod. Merupakan bearing bagi batang piston untuk bergerak keatas dan kebawah. Disebut metal jalan karena saat bekerja, metal ini bergerak mengikuti gerak crankshaft.
berikut beberapa tugas /fungsi dari main bearing :
- Untuk menahan agar tidak terjadi lendutan
- mencegah friksi antara logam dengan logam, sehingga diperlukan adanya pelumas agar tidak terjadi gesekan yang terlalu besar.
Kalau terlalu rapat maka bearing bisa tidak berfungsi karena hal ini berhubungan dengan terjadinya friksi ( tidak berputar). Kalau terlalu longgar bisa juga tidak berfungsi karena berhubungan dengan fungsi bantalan. Jadi harus ada celah yang pas.
Jika terjadi Failure dalam penggunaannya misalnya oli kering atau kualitas oli mesin yang kurang baik maka sewaktu-waktu metal dan kruk as akan mengalami keausan sehingga harus di undersize. Dalam melakukan undersize batang kruk as akan di kecilkan sampai permukaan menjadi halus kembali sedangkan metal akan di tebalkan menyesuaikan bagian kruk as yang di buang. Semakin besar undersize-nya maka metal akan semakin Tebal dan batang kruk as akan semakin kecil.
Poros engkol sebenarnya melayang atau tidak bertumpu pada Metal melainkan ditumpu oleh fluida (dalam hal ini yang menjadi fluidanya adalah oli). Oli dapat menumpu poros pada putaran tertentu karena salah satu sifat dari fluida yaitu sifat hidrodinamis. Ketebalan dari oli yg menumpu ini bisa sampai 0,1 mm. Oleh karena dalam mengencangkan poros engkol harus sesuai dengan spesifikasinya (biasanya menggunakan kunci Moment/torsi).
Jika mesin dalam keadaan diam maka poros tidak ditumpu oleh oli. Fenomena terjadinya hidrodinamis ini memerlukan waktu jadi tidak serta merta mesin hidup poros langsung ditumpu oleh oli. Jadi pada awal menyalakan mesin jangan dibuat langsung berputaran tinggi, tetapi harus di buat rendah (stasioner) untuk memberikan waktu pada oli melakukan tugasnya. Jika pada awal mesin dihidupkan langsung berputaran tinggi dan poros masih bertumpu pada metal, maka poros akan bergesekan langsung dengan metal atau porosnya langsung "KENA" dengan metal.
Jika terjadi Failure dalam penggunaannya misalnya oli kering atau kualitas oli mesin yang kurang baik maka sewaktu-waktu metal dan kruk as akan mengalami keausan sehingga harus di undersize. Dalam melakukan undersize batang kruk as akan di kecilkan sampai permukaan menjadi halus kembali sedangkan metal akan di tebalkan menyesuaikan bagian kruk as yang di buang. Semakin besar undersize-nya maka metal akan semakin Tebal dan batang kruk as akan semakin kecil.
Poros engkol sebenarnya melayang atau tidak bertumpu pada Metal melainkan ditumpu oleh fluida (dalam hal ini yang menjadi fluidanya adalah oli). Oli dapat menumpu poros pada putaran tertentu karena salah satu sifat dari fluida yaitu sifat hidrodinamis. Ketebalan dari oli yg menumpu ini bisa sampai 0,1 mm. Oleh karena dalam mengencangkan poros engkol harus sesuai dengan spesifikasinya (biasanya menggunakan kunci Moment/torsi).
Jika mesin dalam keadaan diam maka poros tidak ditumpu oleh oli. Fenomena terjadinya hidrodinamis ini memerlukan waktu jadi tidak serta merta mesin hidup poros langsung ditumpu oleh oli. Jadi pada awal menyalakan mesin jangan dibuat langsung berputaran tinggi, tetapi harus di buat rendah (stasioner) untuk memberikan waktu pada oli melakukan tugasnya. Jika pada awal mesin dihidupkan langsung berputaran tinggi dan poros masih bertumpu pada metal, maka poros akan bergesekan langsung dengan metal atau porosnya langsung "KENA" dengan metal.
apa nama alat ukur antara metal dan kruk as dan bagaimana cara menggunakannya,tks
ReplyDeleteSalam Anonim,
ReplyDeleteuntuk mengetahui ukuran atau gap antara metal bearing dengan crankshaftnya maka perlu diketahui terlebih dahulu diameter dalam (ID) dan diameter luar (OD) dari metal bearing tersebut pada kondisi seolah-olah terpasang sempurna di crankcase, untuk mengetahui ID bisa menggunakan boregauge, dan untuk mengetahui OD bisa menggunakan micrometer. kemudian nilai ID dari metal bearing dibandingkan dengan OD dari crankshaft, maka dengan perhitungan bisa didapatkan gap yg terjadi. nilai gap ini yang digunakan sebagai acuan (terstandar sesuai dngan jenis mesinnya). CMIIW
Ikin nanya om, apa ada pengaruh klo metal jalan/duduk sdh obersize 125..tq
ReplyDeleteIkin nanya om, apa ada pengaruh klo metal jalan/duduk sdh obersize 125..tq
ReplyDeletesy kurang faham.conrod bearing yg mana satu?main bearing yg mana satu.confius
ReplyDeleteKalo slot coneccting rod cap dengan slot coneccting shaft biasanya saling sejajar
ReplyDeleteklo di pasang gak sejajajr apa ada maslahnya? Trus apa gunanya slot cap dan shaft itu harus saling bersejajar